Kamis, 17 November 2011

Mikromiretik


PERCOBAAN 2
MIKROMERITIK


OLEH :

NAMA                         : RIFKA NATU
NIM                             : 821410031
KELAS                       : B
KELOMPOK              : 1
PROGRAM STUDI  : S1
ASISTEN                   : NAZLY AHMAD  S.Si


LABORATORIUM FARMASETIKA
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2011

 
BAB I
PENDAHULUAN
I.1        Latar Belakang
            Dalam bidang farmasi, zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat kebanyakan berukuran kecil dan jarang yang berada dalam keadaan optimum. Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam bidang farmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik sifat fisika, kimia dan farmakologik dari bahan obat tersebut.
Mikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari tentang teknologi partikel kecil. Pengetahuan tentang penentuan ukuran partikel kecil, serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam bidang farmasi. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan topical. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik , dan respon farmakologis , juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dari produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk.
Pada percobaan ini, akan ditentukan diameter partikel dari Asam Salisilat, NaCl,  dan Susu bubuk dengan menggunakan metode ayakan, metode ini merupakan metode yang paling sederhana.
I.2        Maksud dan tujuan percobaan
            I.2.1     Maksud percobaan
Mengetahui dan memahami cara pengukuran partikel kecil dari Asam Salisilat, NaCl, dan susu bubuk dengan menggunakan metode Ayakan dan metode mikroskop.
            I.2.2     Tujuan percobaan
Menentukan dan menghitung hasil akhir dari pengukuran partikel sampel dengan metode tertentu.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1       Dasar Teori
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromiretik oleh Dalla Valle. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optik.
Pengukuran Mikromiretik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara, ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan sebagainya. Pada umumnya pengertian ukuran partikel di sini adalah ukuran diameter rata-rata.
Beberapa cara pengukuran partikel:
1.    Mikroskop biasa. Bila partikelnya lebih kecil maka dapat digunakan mikroskop elektron yang mempunyi daya resolusi tinggi sehingga dapat mengukur partikel yang lebih kecil yaitu partikel dengan ukuran Angstrom, dari 10-1000 Angstrom (1 Angstrom = 0,001 mikrometer). Mikroskop ini mempunyai jelajah ukur dari 1 mikrometer sampai kurang dari 100 mikrometer. Pengukuran berjumlah 300 sampai 500 biji.
2.    Dengan ayakan. Cara ini digunakan untuk mengukur ukuran partikel secara kasar. Bahan yang akan diukur partikelnya ditaruh di atas ayakan dengan nomor mesh rendah. Kemudian di bawahnya ditempatkan ayakan dengan ayakan bernomor mesh lebih tinggi. Perlu diingat bahwa ayakan bahwa ayakan bernomor mesh rendah mempunyai ukuran lubang relatif besar dibanding dengan ayakan bernomor mesh tinggi. Atau dengan kata lain partikel yang melalui ayakan dengan nomor mesh 100, ukuran partikelnya lebih kecil dibanding dengan partikel yang melalui ayakan nomor mesh 30 misalnya.
Sejumlah zat yang akan diukur partikelnya ditimbang 50 gram dan dimasukkan dalam ayakan yang telah disusun dengan urutan dari nomor mesh yang besar di atas, kecil di bawah. Setelah partikel menerobos ayakan barulah ditimbang masing-masing zat tersebut yang tertinggal di atas ayakan.
3.    Rounded Rectangle: dst = 18 x E x h/(R1-R2) x gtDengan cara sedimentasi. Cara ini pada prinsipnya menggunakan rumus sedimentasi Stockes:

Keterangan :
dst = diameter rata-rata
E = viskositas media
h = jarak yang ditempuh partikel
t = waktu (jam)
R1 = bobot jenis partikel
R2 = bobot jenis media
Metode yang digunakan dalam penetuan partikel adalah metode pipet, metode hydrometer, dan metode Maiance.
II.2       Uraian Bahan
1.    Asam Salisilat
Nama Latin         : Acidum Salicylum
Nama Lain          : Asam Salisilat
Pemerian             : Hablur putih; biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk hablur halus putih; rasa agak manis, tajam dan stabil diudara. Bentuk sintesis warna putih dan tidak berbau. Jika dibuat dari metil salisilat alami dapat berwarna kekuningan atau merah jambu dan berbau lemah mirip mentol.
Kelarutan            : Sukar larut dalam air dan dalam benzene; mudah larut dalam etanol dan dalam eter; larut dalam air mendidih; agak sukar larut dalam kloroform.
Penyimpanan     : Wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan           : Sebagai sampel.
2.    NaCl
Nama latin           : Natrii Chloridum
Nama Lain          : Natrium Klorida
Pemerian             : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih; rasa asin.
Kelarutan            : Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih: larut dalam gliserin, sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan     : Wadah penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan           :Sebagai sampel
3.    Susu bubuk
Nama latin           : Lactosum
Nama Lain          : Laktosa
Pemerian             : serbuk atau massa hablur, keras, putih, atau putih krem. Tidak berbau dan rasa sedikit manis. Stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau.
Kelarutan            : Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Penyimpanan     : wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan           : sebagai sampel


BAB III
METODE KERJA
III.1      Alat & Bahan
III.1.1   Alat-alat praktikum
a.    Batang pengaduk
b.    Cawan arloji
c.    Cawan porselin
d.    Gelas ukur
e.    Lensa Okuler
f.     Mikroskop
g.    Neraca Analitik
h.    Orbital Sheker
III.1.2   Bahan-bahan praktikum
a.    Asam Salisilat
b.    Kertas perkamen
c.    Natrium klorida
d.    Susu bubuk


III.2      Cara Kerja
            III.2.1   Cara mikroskop
1.    Dibuat suspensi partikel yang akan diukur. Untuk membuat suspensi   digunakan media yang tidak melarutkan.
2.    Disiapkan objek gelas
3.    Dioleskan suspensi dengan mengguanakan batang pengaduk diatas objek gelas dengan olesan tipis.
4.    Diamati supensi tersebut dan diukur berapa diameter dari partikel tersebut.
III.2.2   Cara Ayakan
1.    Dibersihkan dahulu ayakan dengan menyikat ayakan secara perlahan-lahan menggunakan kuas bersih dan kering. Pasang-set ayakan secara teratur nomor mesh besar dibawah dan yang kecil diatas.
2.    Ditimbang kurang lebih 50 gram zat yang akan diukur partikelnya, tempatkan diatas ayakan paling atas. Tutup dan jalankan mesin dengan kecepatan separuh dari kecepatan maksimum. Biarkan bekerja selama setengah jam.
3.    Dihentikan mesin ayakan, dan ayakan dibuka serta masing-masing fraksi ditimbang teliti menggunakan neraca analitik.
4.    Catat data yang diperoleh.


BAB IV
HASIL PENGAMATAN & PEMBAHASAN
IV.1     Hasil pengamatan
Hasil pengamatan menggunakan ayakan
Ø  NaCl 50 g
No. Ayakan

Bobot tertinggal  (a)

% tertinggal (d)

a x d
12
3,14 gram
6,28
19,71
16
11,37 gram
22,74
258,55
20
12,33 gram
24,66
304,05
40
22,02 gram
44,04
969,76

Ø  Susu bubuk 50 g
No. Ayakan
Bobot tertinggal  (a)
% tertinggal (d)
a x d
20
2,52 gram
5,02
12,6
25
9,12 gram
18,24
166,3
30
10,84 gram
21,68
235,01
35
26,2 gram
52,4
1372,88


Hasil pengamatan menggunakan mikroskop
Ø  Asam Salisilat
Partikel
Diameter (cm)
Diameter (mm)
Terbesar
0,3
3
Terkecil
0,08
0,8
Diameter rata-rata
0,19
1,9

IV.2     Perhitungan
% tertinggal   =          Bobot tertinggal                    x 100%
                              Bobot yang ditimbang
1.    NaCl 50 g
Ø  No ayakan 12
% tertinggal   =          3,14 g             x 100%
                                          50 g
                              =          6,28 %
Ø  No ayakan 16
% tertinggal   =          11,37 g           x 100%
                                          50 g
                              =          22,74 %


Ø  No ayakan 20
% tertinggal   =          12,33 g           x 100%
                                          50 g
                              =          24,66 %
Ø  No ayakan 40
% tertinggal   =          22,02 g                       x 100%
                                          50 g
                              =          44,04 %

2.    Susu bubuk
% tertinggal         =          Bobot tertinggal                    x 100%
                                          Bobot yang ditimbang

Ø  No ayakan 20
% tertinggal   =          2,51 g             x 100%
                                          50 g
                              =          5,02 %
Ø  No ayakan 25
% tertinggal   =          9,12 g x          100%
                                          50 g
                              =          18,24 %


Ø  No ayakan 30
% tertinggal   =          10,84 g           x 100%
                                          50 g
                              =          21,68 %
Ø  No ayakan 35
% tertinggal   =          26,2 g             x 100%
                                          50 g
                              =          52,4 %
            Drerata  =          a x d
                                    100
1.    NaCl
Ø  No. ayakan 12
Drerata =           3,14 x 6,28
                             100
            =          19,71
                        100
            =          0,19 g
Ø  No. ayakan 16
Drerata =           11,37 x 22,74
                             100
            =          258,55
                        100
            =          2,58 g
Ø  No. ayakan 20
Drerata =           12,33 x 24,66
                             100
            =          304,05
                        100
            =          3,04 g
Ø  No. ayakan 40
Drerata =           22,02 x 44,04
                             100
            =          969,76
                        100
            =          9,69 g
2.    Susu bubuk
Ø  No. ayakan 20
Drerata =           2,51 x 5,02
                             100
            =          12,6
                        100
                  =          0,126 g
Ø  No. ayakan 25
Drerata =           9,12 x 18,24
                             100
           
=          166,3
                        100
                  =          1,663 g
Ø  No. ayakan 30
Drerata =           10,84 x 21,68
                             100
            =          235,01
                        100
                  =          2,3501 g
Ø  No. ayakan 35
Drerata =           26,2 x 52,4
                             100
            =          1372,88
                        100
                  =          13,7288 g
Diameter rata-rata Asam Salisilat
Diameter rata-rata    =          Diameter terbesar + Diameter terkecil
                                                                                    2
Diameter rata-rata    =          (3 + 0,8) mm
                                                            2
                                    =          1,9 mm


IV        Pembahasan
            Pada percobaan mikromiretik ini, pengukuran yang kami gunakan untuk mengukur partikel adalah metode mikroskop dan ayakan.
            Dengan menggunakan Metode Mikroskop, serbuk Asam Salisilat dilarutkan pada media yang tidak melarutkan yaitu minyak, Setelah itu suspensi tersebut dioleskan dengan batang pengaduk diatas objek gelas dengan olesan yang sangat tipis. Kemudian mikrometer diletakkan di lensa okuler (lensa dekat mata) dimaksudkan untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat kita gambar dibuku tulis untuk diukur panjang partikelnya.
            Kemudian pada pengukuran partikel dengan menggunakan ayakan, terlebih dahulu sampel tersebut kita timbang, kemudian ayakan disusun 4 atau 5 berturut-turut mulai dari yang kasar diatas, sampai dengan yang terhalus dibawah. Sampel yang telah ditimbang tadi ditempatkan pada ayakan paling atas, kemudian ditutup dan digoyangkan dengan kecepatan separuh dari kecepatan maksimum untuk waktu tertentu, serbuk yang tertinggal disetiap saringan ditimbang. Disitulah Kesalahan pengayakan akan timbul.
Kesalahan hasil pengukuran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1.    Kesalahan penimbanagan hasil ayakan.
2.    Ayakan yang tidak bersih sehingga mempengaruhi hasil.
3.    Hasil ayakan yang berkurang karena terbang oleh angin.
4.    Kesalahan pada saat mengayak seperti tidak memperhatikan waktu mengayak dan tipe gerakan.
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan yakni mengukur diameter partikel dengan menggunakan metode mikroskop dan metode ayakan, didapatkan hasil:
1.    NaCl termasuk serbuk cukup kasar, karena dari massa total 50 g, partikel serbuknya bisa melewati no.ayakan 40 dengan massa 9,69 g dengan 44 % yang tertinggal. Jadi jika dilihat di literatur pengantar bentuk sediaan farmasi yaitu semua partikel serbuk dapat melewati lubang ayakan nomor 40 dan tidak lebih dari 40% yang melewati lubang ayakan nomor 60, maka NaCl dapat dikatakan serbuk cukup kasar.
2.    Susu bubuk juga termasuk serbuk cukup kasar, karena hasilnyapun tidak jauh berbeda, dari massa total 50 g, partikel serbuknya bisa melewati no.ayakan 35 dengan massa 13,72 g dengan 52 % yang tertinggal. Jadi jika dilihat di literatur pengantar bentuk sediaan farmasi yaitu semua partikel serbuk dapat melewati lubang ayakan nomor 40 dan tidak lebih dari 40% yang melewati lubang ayakan nomor 60, maka susu bubuk juga dapat dikatakan serbuk cukup kasar.
3.    Pada pengukuran asam salisilat hanya bisa diperkirakan partikel serbuknya termasuk serbuk halus, dikarenakan pengukurannya yang hanya memakai mistar dan digambar dari pemandangan mikroskop pada buku hanya dengan perkiraan saja, jadi Asam Salisilat sangat persis termasuk pada serbuk halus.
Dilihat dari hasil pengamatan yang telah dituliskan sebelumnya juga, bahwa dengan menggunakan metode pengayak hanya akan menghasilkan partikel-partikel yang lebih kasar. Akan tetapi jika digunakan dengan sangat hati-hati dan menggunakan nomor ayakan yang besar maka dapat menghasilkan bahan sampai sehalus 44 mikrometer. Sedangkan dari hasil pengamatan melalui mikroskop kita hanya dapat melihat ukuran partikel menggunakan mikroskop, dikarenakan ukuran partikelnya yang sangat kecil, yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, jadi hasil dari pengukuran diameternya, hanya bisa diperkirakan bahwa Asam Salisilat termasuk serbuk halus, dikarenakan hasil dari pengukuran diameternya yang tidak terlalu besar.


BAB V
KASIMPULAN & SARAN
V.1      Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa Nacl termasuk serbuk cukup kasar karena dilihat dari nomor ayakannya dan jumlah yang masuk dalam no. ayakan tersebut.
Dan pada susu bubuk juga  termasuk cukup kasar tapi masih sedikit lebih halus di banding NaCl jika dilihat dari banyaknya serbuk yang lolos. Sedangkan dari pengukuran asam salisilat dengan menggunakan mistar, Asam Salisilat bisa dikatakan persis Serbuk halus.
V.2      Saran
Pada laboratorium agar bisa menyediakan lagi Mikroskop Elektron, agar pada pengukuran diameter serbuk seperti Asam salisilat tidak hanya memperkirakan diameternya atau pengukurannya bisa dilakukan dengan metode lain agar diperoleh perbandingan yang lebih jelas antara metode satu dengan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel. H. C. 1989. “Pengantar bentuk sediaan farmasi”, terjemahan Faridah Ibrahim.Universitas Indonesia:Jakarta.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, (1995), FARMAKOPE INDONESIA”,  edisi III, Depkes RI,Jakarta.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, (1979), FARMAKOPE INDONESIA”,  edisi IV,Depkes RI,Jakarta.
Partang, M.A. 2008. “Laporan praktikum Mikromiretik”. Universitas   Hasanudin. Makassar.
Tungadi,R. (2009). ”Penuntun Praktikum Farmasi fisika”. Jurusan    Farmasi UNG. Gorontalo


LAMPIRAN

       
1.       Batang pangaduk                                          2.         Cawan Arloji

    
3.   Cawan porclain                                                 4.         Gelas ukur
         
5.     Lensa okuler                                        6.         Mikroskop

       
7.    Neraca Analitik                                     8.         Orbital shaker
       
9.  Asam salisilat                                          10.  Minyak kelapa

11.   Susu bubuk